Sebelum mengambil keputusan yang dapat memengaruhi keuangan kita, sangat penting untuk mengidentifikasi jenis kelembapan yang mempengaruhi rumah agar dapat menangani sumber masalah dan mencegahnya muncul kembali.
Kelembaban di rumah adalah salah satu masalah yang paling umum dan, pada saat yang sama, salah satu yang paling sulit untuk didiagnosis dengan benar. Seringkali uang dihabiskan untuk perbaikan yang tidak mengatasi sumber masalah yang sebenarnya, yang menyebabkan kelembaban muncul kembali dalam waktu singkat. Oleh karena itu, para ahli merekomendasikan bahwa sebelum mengambil keputusan yang dapat membebani kantong kita, penting untuk memahami jenis kelembapan yang mempengaruhi rumah dan penyebab spesifiknya.
Secara umum, kelembapan rumah tangga yang paling sering terjadi dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok besar: kelembapan akibat kondensasi, filtrasi, atau kapilaritas.

Kelembapan pertama muncul ketika uap air di dalam rumah bersentuhan dengan permukaan yang dingin, biasanya dinding atau jendela. Kelembapan ini biasanya muncul dalam bentuk tetesan air, jamur, atau noda hitam di sudut dan langit-langit. Kelembapan ini biasanya terjadi di rumah dengan ventilasi yang buruk, kamar mandi yang sering digunakan, dapur tanpa ventilasi yang memadai, atau bahkan di rumah yang sangat kedap udara.
Kelembapan akibat rembesan terjadi ketika air dari luar masuk ke dalam rumah karena kerusakan pada lapisan kedap air: retakan pada fasad, atap yang rusak, sambungan dinding yang buruk, atau masalah pada jendela dan balkon. Kelembapan ini biasanya muncul dalam bentuk noda yang membandel, cat yang mengelupas, atau pelapis yang terkelupas.
Kelembaban kapiler, di sisi lain, terjadi ketika dinding menyerap air dari tanah melalui pori-porinya, sehingga kelembaban naik secara vertikal. Hal ini dapat dikenali karena noda muncul dari bagian bawah dinding ke atas, sering kali disertai dengan garam atau pengelupasan.
Masing-masing jenis kelembapan ini memerlukan solusi yang berbeda. Untuk mendiagnosisnya secara akurat, arsitek selalu merekomendasikan metode sederhana sebelum memulai pekerjaan. Metode ini adalah uji aluminium foil (atau kertas timah), teknik rumahan yang cepat dan efektif untuk menentukan apakah kelembapan berasal dari dalam rumah atau dari luar.

Sebelum menghabiskan uang untuk renovasi, lakukan tes ini di rumah Anda
Prosedurnya sederhana: “Tempelkan selembar aluminium foil ke dinding dengan selotip dan biarkan selama 48 jam,” kata Caballero dalam salah satu video terbarunya di media sosial. Apa yang terjadi pada aluminium foil tersebut akan menentukan jenis kelembapan yang terjadi.
Menurut arsitek tersebut, jika tetesan muncul di luar kertas, itu berarti dindingnya kering dan kelembapan berasal dari dalam rumah. Dalam kasus ini, penyebab yang paling umum adalah kondensasi, dan solusinya adalah meningkatkan ventilasi, menggunakan ekstraktor, dehumidifier, atau meningkatkan isolasi termal.
Sebaliknya, Arsitek menunjukkan bahwa jika tetesan muncul di dalam kertas, kelembapan masuk dari luar, karena bisa jadi disebabkan oleh rembesan atau kapilaritas. “Kemungkinan besar ini adalah masalah rembesan atau kedap air yang rusak,” jelas arsitek tersebut. Solusi dalam kasus ini biasanya memerlukan perbaikan atap, penyegelan sambungan, perbaikan fasad, atau tindakan pada elemen struktural.
Arsitek tersebut mencatat bahwa alasan mengapa banyak rumah sering mengalami kelembapan adalah karena seringkali hanya gejala yang diatasi, bukan penyebabnya. Mengecat di atasnya, mengaplikasikan produk anti-jamur, atau memasang pelat tanpa menyelesaikan penyebabnya hanya menunda masalah. Sebelum berinvestasi dalam renovasi, tes sederhana ini dapat menghemat waktu, uang, dan terutama menghindari intervensi yang tidak perlu.