Ada keyakinan umum bahwa setelah proses pencucian selesai, kita harus membiarkan pintu mesin cuci terbuka untuk memungkinkan sirkulasi udara. Namun, ini adalah kesalahan yang dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan rumah tangga. Sebenarnya, setelah maksimal setengah jam, pintu dapat, dan bahkan harus, ditutup.
Banyak orang percaya bahwa membiarkan pintu mesin cuci terbuka adalah cara untuk menghilangkan kelembapan berlebih setelah pencucian.

Namun, seperti yang ditunjukkan oleh praktiknya, kunci untuk menjaga mesin cuci dalam kondisi baik bukanlah ventilasi, melainkan pembersihan yang tepat. Membiarkan pintu terbuka tidak hanya tidak membantu mengurangi kelembapan, tetapi juga dapat menyebabkan kerusakan mekanis, seperti patahnya engsel atau kerusakan kunci. Selain itu, hal ini juga berisiko menimbulkan jamur, yang justru bertolak belakang dengan efek yang diinginkan.
Pintu yang berat, yang dibiarkan terbuka dalam waktu lama, dapat menyebabkan engsel menjadi longgar. Akibatnya, mesin cuci mungkin tidak dapat menutup dengan benar atau bocor, yang pada akhirnya dapat menyebabkan perbaikan yang mahal.
Pintu mesin cuci yang terbuka merupakan potensi bahaya bagi anak-anak. Anak-anak kecil, yang didorong oleh rasa ingin tahu, dapat mencoba masuk, yang berisiko menyebabkan cedera. Ini adalah hal yang tidak boleh diremehkan oleh orang tua mana pun.

Dengan mempertimbangkan dua alasan mendasar ini, ada baiknya kita meninjau kembali kebiasaan kita dan, setelah mengeluarkan pakaian, memastikan pintu mesin cuci tertutup. Tindakan pencegahan ini tidak hanya menjamin keamanan anak-anak kita, tetapi juga memperpanjang umur pakai peralatan rumah tangga kita.
Daripada mengandalkan metode “ventilasi” yang tidak efektif, sebaiknya bersihkan mesin cuci secara teratur, dengan memperhatikan sambungan dan filter.