Tindakan kecil ini dapat mengubah penampilan. Pelajari langkah demi langkah cara melakukannya.
Rel jendela biasanya merupakan salah satu sudut yang paling sering terlupakan dan sulit dibersihkan di rumah, karena kotoran, debu, kelembapan, dan bahkan serangga menumpuk di sana. Namun, ada trik dengan cuka yang dapat mengatasinya dengan mudah.
Tanpa mengeluarkan biaya berlebih atau menggunakan produk abrasif, metode ini membuat rel menjadi seperti baru dan membantu jendela kembali dapat digeser dengan mudah.
Mengapa cuka sangat ideal untuk membersihkan rel
Cuka putih adalah salah satu produk pembersih alami yang paling serbaguna dan ekonomis. Rahasianya terletak pada asam asetat, yang berfungsi sebagai penghilang kerak dan disinfektan sekaligus.
- Melonggarkan kotoran yang menempel: Keasaman cuka memecah debu yang mengeras, sisa lumpur, dan noda yang menempel di sudut-sudut yang sulit dijangkau.
- Mendisinfeksi dan menghilangkan kuman: Sangat ideal untuk jendela yang menghadap ke luar, karena mengurangi keberadaan bakteri dan membuat area tersebut lebih higienis.
- Meningkatkan kelancaran: Dengan menghilangkan kotoran, rel menjadi bersih dan daun jendela kembali dapat digeser dengan lancar, tanpa suara dan hambatan.
Cara membersihkan rel jendela dengan cuka: langkah demi langkah
- Membersihkan kotoran di permukaan: Gunakan sikat tua, kuas, atau penyedot debu genggam untuk menghilangkan kotoran yang lepas.
- Oleskan cuka putih murni: Anda dapat menggunakan penyemprot atau menuangkannya dengan hati-hati langsung ke rel.
- Biarkan selama 5 hingga 10 menit: Asam akan melonggarkan kotoran yang menempel.
- Sikat area yang sulit: Gunakan sikat gigi, cotton bud, atau alat kecil untuk menjangkau sudut-sudut.
- Bersihkan dengan kertas atau kain basah: Kumpulkan semua kotoran yang terlepas dan keringkan area tersebut dengan baik.
- Ekstra: Jika Anda ingin meningkatkan efeknya, taburkan soda kue sebelum mengoleskan cuka. Efek effervescent membantu mengangkat kotoran yang paling membandel.
Asal mula cuka
Cuka memiliki sejarah yang sudah ada sejak lebih dari 5.000 tahun yang lalu, ketika peradaban pertama menemukan bahwa anggur dan minuman fermentasi lainnya berubah menjadi cairan asam saat bersentuhan dengan udara. Orang Mesir, Babilonia, dan Yunani menggunakannya baik untuk makanan maupun untuk tujuan pengobatan dan pengawetan. Namanya berasal dari bahasa Prancis vinaigre, yang berarti “anggur asam”.
Selama Abad Pertengahan, cuka menjadi populer di Eropa sebagai pengawet alami dan bumbu yang umum digunakan. Cuka juga dianggap memiliki sifat antiseptik, sehingga digunakan dalam praktik kebersihan dan pengobatan tradisional. Seiring berjalannya waktu, produksinya semakin beragam dan menghasilkan berbagai jenis cuka yang terbuat dari anggur, apel, beras, dan bahan-bahan lainnya.
